Rabu, 13 Maret 2013

Beranda » » Royal Carribean Keluhkan Proses Imigrasi Penumpang Kapal Pesiar

Royal Carribean Keluhkan Proses Imigrasi Penumpang Kapal Pesiar

Royal Carribean Keluhkan Proses Imigrasi Penumpang Kapal Pesiar 
MIAMI, KOMPAS.com â€" Pengelola kapal pesiar internasional atau cruise line Royal Caribbean mengeluhkan soal lamanya proses keimigrasian saat mereka berkunjung ke Indonesia, terutama Pelabuhan Benoa di Pulau Bali.
Mereka harus menunggu berjam-jam, padahal para pelancong itu diangkut melalui kapal kecil dari tengah laut. Kapal pesiar mereka tidak bisa berlabuh di Benoa karena pelabuhan di pantai selatan Pulau Dewata ini belum diperdalam.Hal itu disampaikan Nikolaos Antalis, Director of Port and Marine Royal Caribbean di Miami, Florida Amerika Serikat, Senin (11/3/2013), seperti dilaporkan wartawan Kompas Dedi Muhtadi.Hal senada diungkapkan tim dari Royal Caribbean yang dipimpin Associate Vice President Deployment & Itinerary Planning Christopher S Allen saat menerima delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Promosi Konvensi, Insentif, Event, dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa di Miami, Negara Bagian Florida, Amerika Serikat, Senin.Dalam kesempatan itu, mereka juga meminta pelabuhan Benoa di Pulau Bali diperdalam hingga 14 meter. Kedalaman Benoa yang hingga kini hanya sekitar sembilan meter menyulitkan kapal pesiar berlabuh di pelabuhan yang terletak di pantai selatan Pulau Dewata itu.Selama ini, kapal pesiar yang berkunjung ke Benoa tidak bisa berlabuh sehingga harus labuh jangkar di tengah laut. Dari tengah laut pengelola kapal harus mengangkut para pesiar itu menggunakan kapal kecil atau sekoci. Karena ada beberapa jenis kapal pesiar yang tidak memiliki kapal kecil, mereka menyewa kapal lokal untuk mengangkut penumpang ke darat."Selain merepotkan, pengangkutan penumpang ke darat ini memerlukan proses cukup lama," ujar Marc Miller, Deployment & Itinerary Planning Royal Caribbean Manager. Pendaratan tidak hanya sampai di situ karena proses imigrasi memerlukan waktu yang sangat panjang. Anggaran terbatas. Satu kapal pesiar biasanya membawa para pelancong hingga 2.000 orang."Kalau petugas imigrasinya hanya empat orang, proses itu sangat melelahkan," ujar Christoper. Keluhan ini sebenarnya sudah disampaikan dua tahun lalu, tetapi hingga kini kondisi itu belum berubah.Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Kementerian Perhubungan Kemal Heriyandri menyatakan, pihaknya baru merencanakan pengerukan Pelabuhan Benoa hingga kedalaman 10 meter pada 2013. Pada 2014 akan dikeruk hingga 12 meter.Menurut dia, pengerukan Benoa tidak dipacu sesuai permintaan pasar karena anggarannya terbatas, sedangkan pelabuhan yang perlu dikeruk di Indonesia cukup banyak.Dari sisi teknis, juga tidak bisa dipercepat karena alur kanal harus diluruskan sebab berbelok dan terhalang oleh Pulau Karang. Presiden Direktur Pelindo III Djarwo Surjanto Ludiyanto menambahkan, kapal penghancur karang dalam waktu dekat sudah bisa disiapkan.

Source : http://berita-kapal.blogspot.com/2013/03/royal-carribean-keluhkan-proses.html