Kamis, 05 September 2013

Beranda » » Pentingnya Stimulasi Kinestetik Bagi Si Kecil

Pentingnya Stimulasi Kinestetik Bagi Si Kecil

TEMPO.CO, Jakarta - Stimulasi kinestetik, menurut spesialis saraf dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Yetty Ramli, adalah rangsangan motorik pada anak yang dilakukan melalui gerakan-gerakan tertentu sehingga anak memiliki perkembangan dan kemampuan gerak yang optimal.

Orang tua sudah harus melakukan stimulus kinestetik atau rangsangan yang dilakukan dengan cara membantu langsung bayi melakukan gerakan pertama mereka. Salah satu rangsangan kinestetik yang dapat dilakukan, menurut Yetty, adalah gerakan mengayun-ayun. Sebab, gerakan berayun-ayun secara tidak langsung dapat melatih kinerja otak kecil atau cerebellum.

Stimulus pada tahap selanjutnya adalah melatih bayi memiringkan tubuhnya. Caranya, bayi dapat ditaruh di atas matras, kemudian digoyangkan ke kiri atau ke kanan. Stimulus dalam tahap memiringkan tubuh menjadi lebih efektif lagi ketika bayi berhasil miring karena dipancing untuk melihat warna-warna. Mengapa? Sebab, menurut neurolog FKUI, Adre Mayza, penglihatan lebih dulu berkembang daripada pendengaran.

"Sedangkan separuh perkembangan intelektual seseorang berlangsung di bawah usia 4 tahun," kata Adre pada kesempatan yang sama.

Stimulus kinestetik juga dapat dilakukan dengan cara memijat. Sebab, pijatan dapat melatih kemampuan merasakan sentuhan. Pijatan juga dapat membantu matangnya beberapa perkembangan motorik.

Menurut Adre, ada beberapa titik saraf yang bisa diterapkan rangsang kinestetik, berupa pijatan, yang dapat dilakukan oleh orang tua. Namun tetap berada di bawah supervisi dokter. Adre mencontohkan, pijat yang bertujuan untuk membantu anak mengangkat kepalanya.

"Membantu anak mengangkat kepalanya sangat penting bagi proses belajar mereka nanti, dan ini jarang disadari oleh orang tua," kata Adre.

Kepala Departemen Neurologi FKUI-RSCM, yang juga seorang neurolog, Diatri Nari Lastri, mengungkapkan, seseorang harus terus memperoleh rangsangan kinestetik seumur hidupnya. Sebab, rangsangan ini mengikuti sirkuit otak yang dibentuk seiring dengan berjalannya waktu.

"Karena itu, rangsangan kemampuan gerak sebenarnya tidak boleh berhenti sampai pada segmen umur tertentu saja, bahkan kalau perlu sampai mati," ujar Diatri.

CHETA NILAWATY

Topik Terhangat
Delay Lion Air | Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Tes Penerimaan CPNS

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/09/05/219510600/Pentingnya-Stimulasi-Kinestetik-Bagi-Si-Kecil