TEMPO.CO, Jakarta - Mimpi Nazril Irham, Lukman Hakim, Ilsyah Ryan Reza, Mohammad Kautsar Hikmat, Andika Naliputra Wirahardja, dan Hendra Suhendra itu dibangun bersama Peterpan. Dibentuk pada 1 September 2000, anak-anak muda asal Bandung ini tak perlu menunggu lama untuk meraih tangga popularitas. Single Mimpi yang Sempurna membuat Peterpan menjadi salah satu grup musik yang diperhitungkan. Sang vokalis, Nazril alias Ariel, menjadi idola baru.
Sayang, konflik perlahan-lahan muncul di antara personel Peterpan. Puncaknya, pada 4 November 2006, Andika dan Indra memutuskan keluar. Keluarnya dua personel tersebut tak membuat Ariel dan kawan-kawan yang tersisa goyah. Terlebih setelah muncul David Kurnia Albert sebagai personel pengganti. Sampai akhirnya cobaan lain datang. Kali ini terbilang berat. Ariel, yang juga motor penggerak grup ini, terseret kasus video porno yang membuatnya diganjar hukuman penjara.
Cerita pergulatan Ariel dan kawan-kawan terekam dalam film layar lebar berjudul Noah, Awal Semula. Film dokumenter yang disutradarai Putrama Tuta ini mencoba menapaktilasi perjalanan karier grup band Noah dengan apa adanya. »Tantangan terbesar dalam membuat film ini adalah membuatnya sejujur mungkin. Beruntung, pihak Noah selalu mendukung dan memberikan kepercayaan penuh kepada saya," kata Tuta, 11 November lalu. Selama 75 menit, penonton disuguhi cuplikan rekaman (footage) sejak awal dibangunnya band ini.
Tak hanya membeberkan alasan di balik perpecahan di tubuh Peterpan hingga akhirnya berganti nama menjadi Noah, sutradara yang pernah menggarap film Catatan Harian Si Boy (2011) itu juga mencoba mengungkapkan apa yang terjadi pada para personel Noah setelah Ariel mendekam di penjara. Khusus bagian ini, Tuta bahkan memberi durasi yang lumayan panjang.
Melalui wawancara dengan semua anggota band dan orang-orang di sekeliling grup musik ini, misalnya, tergambar bagaimana putus asanya para personel setelah ditinggal Ariel. Bahkan, lantaran malu, mereka sempat memutuskan hubungan dengan musik dan menjual beberapa alat band.
Film ini juga menawarkan kisah tentang kesempatan kedua, kekuatan musik, dan persahabatan yang terjalin erat. Faktor-faktor inilah yang menjadi alasan mengapa Peterpan tidak bubar. Pada 23 Juli 2013, saat Ariel dibebaskan, mimpi-mimpi baru kembali dirajut. Diawali dengan perubahan nama baru, dari Peterpan menjadi Noah, pada 2 Agustus 2012. Perubahan tersebut membawa pembaruan yang positif bagi Noah.
Keseriusan Ariel dan kawan-kawan membangun nama Noah membawa mereka kembali meraih tangga kesuksesan. Salah satunya adalah kesempatan menggelar konser di lima negara di dua benua dalam satu hari. Dimulai dari Melbourne, Australia; Hong Kong Convention Centre, Hong Kong; Malaysia; Singapura; dan Jakarta, Indonesia.
Puncaknya adalah konser »The Greatest Session of the History", yang digelar di Mata Elang International Stadium, Ancol, Jakarta, pada 2 November 2012. Konser di Ancol itu, menurut Tuta, merupakan akhir dari pertaruhan Noah di belantika musik Tanah Air. Jika gagal, mereka menganggap sudah tidak memiliki harapan untuk kembali mewarnai industri musik Indonesia. »Itulah pesan dalam film ini yang ingin saya sampaikan ke masyarakat. Bagaimana perjuangan mereka yang tadinya terpuruk hingga berhasil dan bahkan lebih sukses dari sebelumnya," ujarnya.
Film ini memang bukan pertama tentang sebuah grup band di Indonesia. Sebelumnya, Slank juga pernah membuat Metamorfoblus, yang diedarkan secara terbatas. Juga ada Mocca dengan Life Keeps On Turning, Burgerkill dengan We Will Bleed, dan Seringai dengan Generasi Menolak Tua, yang diedarkan dalam bentuk DVD. (Baca : Film Noah Menggantung, Ini Alasannya)
Bagi Tuta, Noah merupakan satu-satunya band yang memiliki perjalanan seperti roller coaster, dan paling menarik untuk diangkat ke layar lebar. Demi mendapat gambar senatural mungkin, tak hanya menggunakan kamera-kamera tersembunyi, Tuta terkadang menggunakan kamera telepon pintarnya. »Mungkin itu salah satu keunikannya, kita tidak merasakan shooting, tapi orang di balik layar bisa membuat itu sebagai cerita," kata Uki mewakili teman-temannya.
Sebagai sebuah film dokumenter, Awal Semula cukup enak ditonton. Memang, pada beberapa bagian terkadang penonton dibuat bingung lantaran minimnya keterangan waktu pada saat rekaman wawancara ataupun konser. Selain itu, terkadang alur cerita melompat-lompat tanpa kejelasan. Meskipun demikian, film ini masih enak diikuti. Terlebih, di sepanjang film, penonton juga disuguhi lagu-lagu Noah, yang membuat penonton makin hanyut oleh adegan yang disuguhkan.
ANINDYA LEGIA PUTRI | NUNUY
Berita Terpopuler
The Raid 2, Iko dan Yayan Mad Dog Beraksi Lagi
Selena Gomez Enggan Ditanya Soal Bieber dan Cyrus
Alyssa Soebandono - Dude Herlino, Semakin Dekat
Taylor Swift Cari Rumah Dekat Mantan Pacar
Oka Antara Kagumi Nia Dinata
Source : http://id.berita.yahoo.com/kisah-apa-adanya-ariel-ada-di-film-dokumenter-052357700.html