TEMPO.CO, Jakarta - Penonton bayaran bukan cuma monopoli anak-anak tanggung yang disebut alay. Kalangan ibu-ibu juga dipasok agen penonton untuk acara pengajian di stasiun televisi.
"Ibu-ibu untuk syuting acara pengajian," kata agen penonton Ely Sugigi saat berbincang dengan Tempo, Kamis, 30 Mei 2013, di Pasar Festival, Kuningan, Jakarta. Bahkan, untuk perlengkapan, Ely telah menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk syuting. "Saya punya jilbab, pakaian, seragam kerudung," dia menambahkan.
Dia mengaku hanya memasok ibu-ibu pada satu acara pengajian di salah satu stasiun televisi. Sayangnya, dia enggan menyebut acara yang dimaksud. Tapi, dia menambahkan, tidak semua penonton acara pengajian adalah ibu-ibu bayaran. Ada juga acara yang penontonnya memang ibu-ibu jemaah majelis taklim.
Bagi perempuan 41 tahun ini, mengelola penonton bayaran dari kalangan ibu-ibu jauh lebih sulit ketimbang mengelola anak-anak remaja. Ini pula yang menyebabkan dia hanya mengambil satu acara yang melibatkan penonton bayaran dari kalangan ibu-ibu.
"Ibu-ibu rempong, bawel, nanya makanlah, ini-itu. Ya, namanya ibu-ibu gimana, sih, ngelawan enggak enak, pamali, dosa," kata perempuan berdarah Betawi-Jawa ini. Dia menambahkan, mengatur anak remaja jauh lebih gampang ketimbang ibu-ibu yang banyak tuntutannya.
Apakah ada perbedaan harga antara ibu-ibu dan penonton remaja? "Sama aja kayak anak-anak, per taping Rp 35 ribu, kalau dua taping, ya, Rp 70 ribu," ujar Ely.
AMIRULLAH
Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/06/08/113486661/Syuting-Pengajian-Penontonnya-Ibu-ibu-Bayaran