Penyair asal Australia, Omar Musa membacakan karya puisi berjudul "My Generation" dalam acara Makassar Internasional Writers Festival (MIWF) 2012 di Benteng Rotterdam, Makassar, Sulsel, (13/6). ANTARA/Dewi Fajriani
TEMPO.CO, Makassar -"Semua orang kini bisa terbang, seperti iklan sebuah maskapai penerbangan. Tapi, tidak semua orang bisa memaknai perjalanan," ujar Agustinus Wibowo, penulis tiga buku perjalanan dalam diskusi di Makassar International Writers Festival, 25 Juni 2013.
Agus mengisi sesi di hari pertama festival tersebut. Ia berbicara tentang hubungan antara puisi dan fotografi. "Ada banyak dari perjalanan yang bisa sangat puitik dan menyentuh, asalkan kita bisa memaknainya," ujar penulis buku Titik Nol, Selimut Debu, dan Garis Batas ini.
Agus yang mengembara ke sejumlah negara Asia Tengah mencontohkan itu dengan sejumlah foto. Menurutnya, perjalanan yang terburu-buru dan hanya ingin mengejar target tidak akan memberi makna. Hanya perjalanan yang dihayati dan dilakukan dengan tanak yang bisa memberi gambaran puitik di kepala.
Salah satu foto yang ditampilkan adalah foto seorang pria berotot, peserta Master of Afghanistan. "Orang yang baru ke Afganistan akan memotret peperangan, ladang opium, dan lain sebagainya. Tapi, kalau kita agak lama di sana, kita melihat hal seperti ini," kata dia.
Selain Agustinus, ada sejumlah sastrawan seperti Joko Pinurbo, Sapardi Djoko Damono, Dewi Lestari, Krishna Pabichara, Aan Mansyur, dan lain sebagainya. Mereka berdiskusi hingga hari Sabtu mendatang.
QARIS TAJUDIN
Terhangat:
Ridwan Kamil| Razia Bobotoh Persib| Puncak HUT Jakarta| Penyaluran BLSM| Ribut Kabut Asap
Baca Juga:
Ada Caleg Bekas Model Porno dan Temperamental
Ayi Vivananda Bakal Gugat Hasil Pilkada Bandung
Soal Asap, SBY Sesalkan Komentar Anak Buahnya
Pernikahan Darin-Luthfi Tak Tercatat di KUA
Alasan Darin Mumtazah Mangkir dari Panggilan KPK
Gadis Berwajah Nenek-nenek Ini Jalani Operasi
Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/06/25/114491133/Membicarakan-Puisi-dan-Fotografi