Selasa, 29 Oktober 2013

Beranda » » Nan Jombang Tampilkan Tarian Malam di IPAM

Nan Jombang Tampilkan Tarian Malam di IPAM

TEMPO.CO, Jakarta - Grup Nan Jombang menghasilkan 60 pertunjukan yang dipentaskan di Padang, beberapa daerah di Indonesia, dan luar negeri. Mereka mendapat pengakuan dalam hal tema, koreografi, dan artistik, yang tidak banyak dimiliki oleh grup tari kontemporer Indonesia lainnya.

Gempa yang mengguncang Kota Padang pada 30 September 2009 memberi ilham bagi koreografer Ery Mefri, 54 tahun, dari Nan Jombang Dance Company, mengembangkan karya baru berjudul Tarian Malam. Pentas ini akan ditampilkan kembali pada hari kedua penyelenggaraan Indonesia Performing Arts Market (IPAM) 2013 yang digelar pada 13-16 November 2013 di beberapa tempat di Jakarta.

Perpaduan gerakan bersumber dari silat Minang, tari randai, tari piring, kemampuan berteater yang ditingkahi oleh suara ratapan perempuan, pukulan gendang, dan gerakan penari bertenaga.

Menurut Ery, gendang adalah simbol dari upeti. Perempuan di atas gendang, perempuan yang ditonjolkan untuk menerima upeti. "Dulu di Padang, carano ini dibawa para lelaki, sekarang dibawa perempuan," kata Ery tentang Tarian Malam yang akan dipentaskan kembali di teater Salihara.

Tarian Malam menampilkan posisi perempuan sebagai ibu bumi dan penjaga harmoni dunia. Gempa dipandang sebagai hukuman atas dosa-dosa manusia dan tugas perempuan mengembalikannya kepada tata semula.

Menurut Ery, para penari berlatih keras. Sejak usia belia, "Mereka latihan sehari selama enam jam, tiga jam sore dan tiga jam malam," kata Ery. Salah satu penari, istri Ery sendiri, Angga Mefri, 35 tahun, belajar menari sejak tahun 1992, saat dia masih duduk dibangku kelas II SMP. Selama 20 tahun Angga menari.

Sejak didirikan pada 1983, Nan Jombang Dance Company telah memproduksi pelbagai koreografi dan dipentaskan pada acara kesenian di dalam dan di luar negeri. Misalnya, The Big Question di Indonesian Dance Festival pada 1994, Ratok Piring dan Sarikaik di Brisbane Powerhouse, Australia (2007), dan Rantau Berbisik di Haus der Kulturen der Welt, Berlin, Jerman (2011).

Perkenalan Ery dengan Andrew Ross, Direktur Brisbane Powerhouse (kini menjadi konsultan di IPAM 2013), diawali pada 2004, ketika Nan Jombang menampilkan tarian kontemporer budaya Minangkabau di acara International Art Market di Bali.

Di ajang yang difasilitasi Departemen Pariwisata itu hadir para direktur festival dari 43 negara. Andrew langsung tertarik dan menawarkan Ery tampil di Australia, didanai Brisbane Powerhouse Australia. (Baca: Penari Indonesia Bawa Kisah Gempa ke Australia |

Setelah tampil di Australia, beberapa kerja sama berlanjut, di antaranya tampil di Singapura, dan Darwin Festival, Australia. Dance Company ini mendapat pujian dari Associate Producer Esplanade Theater Singapore, Norhayati Yosoff, yang menilai  penggarapan, tema, dan kualitas pertunjukan grup ini punya nilai jual besar.

Tarian Malam pernah ditampilkan di Salihara pada Oktober 2012, menjadi akhir dari pertunjukan keliling yang dilakukan para penari setelah tampil di beberapa tempat. Koreografi ini produksi bersama pada 2012 di Brisbane Powerhouse, Darwin Festival, Australia, dan Esplanade-Theaters on the Bay, Singapura. Nan Jombang juga pernah menampilkan Tarian Malam pada Mei lalu di Afrika Selatan.

Ery Mefri, lahir di Saningbakar, Solok, Sumatera Barat, yang mengawali karier menari bersama grup Gumarang Sakti pimpinan Gusmiati Suid. Lulusan Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Padangpanjang ini mengembangkan gerak dan suara bersumber dari tradisi Minang dan memperkaya dengan tarian kontemporer. Ayahnya, Jamin Manti Jo Sutan (almarhun), penari tradisi yang karyanya wajib dipelajari di sekolah kesenian di Sumatera Barat.

Tahun 1994, Ery mendapat undangan dari Asian Cultural Council di New York untuk mengikuti workshop koreografi selama enam minggu di American Dance Festival di Durham, North Carolina, Amerika Serikat.

Kembali dari Amerika Serikat, Ery menggarap Big Question pada 1994, yang ditampilkan di Indonesian Dance Festival III di Jakarta. Pada 2005, Ery diundang ke Australia dan mementaskan Garih ka Pintu, Cangka, dan Sangketo Kato.

Tahun-tahun berikutnya, ia bersama kelompok Nan Jombang melawat ke Singapura dan Tokyo. Tahun 2008, Ery tampil lagi di Indonesian Dance Festival (IDF IX) dalam pementasan Malin Kundang.

EVIETA FADJAR

Topik Terhangat:
Prabowo Subianto|FPI Geruduk Lurah Susan| Misteri Bunda Putri| Dinasti Banten| Suap Akil Mochtar

Berita Terpopuler:

Taktik Pius Mendekati Prabowo Subianto
Aksi Mengusik Lurah Susan, FPI Beri Contoh Buruk
Mendagri Tak Tahu FPI Mulai Mengusik Lurah Susan
Rekam Jejak Prabowo 24 Tahun Jadi Tentara
Ada Landasan Helikopter di Rumah Mewah Prabowo
Ini Cerita Prabowo Kenapa Trauma pada Pers

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/10/29/114525465/Nan-Jombang-Tampilkan-Tarian-Malam-di-IPAM