TEMPO.CO, Yogyakarta - Federasi Teater Indonesia (FTI) menobatkan Bakdi Soemanto, penulis dan dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, sebagai "tokoh teater tahun ini". Penganugerahan FTI Award 2013 itu akan berlangsung di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Jumat pekan depan, 20 Desember 2013.
Ketua Federasi Teater, Radhar Panca Dahana, mengatakan ada sejumlah alasan yang membuat tim kurator (juri) memilih Bakdi. Yang pertama, Bakdi dinilai memiliki dedikasi tinggi dalam mengembangkan teater di Indonesia. Tak kurang dari 50 tahun Bakdi hidup di dunia teater. "Ini empat per lima dari usianya," katanya, Kamis sore, 12 Desember 2013.
Alasan kedua, Bakdi aktif berperan menyebarkan teater secara ilmiah. Ia bisa dikatakan "intelektual teater" pertama di Indonesia. Alasan ketiga, Bakdi adalah peletak dasar teater absurd. Konsep teater ini, kata Radhar, hingga kini masih kerap disalahartikan oleh banyak orang. Adapun alasan terakhir, "Karyanya memiliki kontribusi besar terhadap budaya," katanya.
Ia mengatakan ada lima orang dalam tim kurasi (juri) pada penganugerahan ini. Mereka adalah Amoroso Katamsi, Afrizal Malna, Nano Riantiarno, Jajang C. Noer, dan Radhar sendiri. Sebelumnya, mereka mengkaji lima nomine. "Saya tidak enak sendiri," katanya saat didesak nama-nama nomine peraih anugerah FTI Award 2013.
Yang jelas, dia melanjutkan, proses penentuan calon peraih berjalan sangat alot. Maklum, kelimanya sama-sama memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan teater di Indonesia. "(Saya kira) bisa dapat semua," kata dia.
Bakdi Soemanto lahir di Solo, 29 Oktober 1941, dengan nama Soebakdi. Ayahnya, RM Soemanto, meninggal ketika Soebakdi berusia 13 tahun. Bakdi menamatkan pendidikan SMA bagian A (sastra). Ia lantas melanjutkan pendidikan jurusan Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada 1977. Pada 1982, ia mengikuti "American Studies Program" di Universitas Indonesia.
Bakdi menyelesaikan program pascasarjana-nya di UGM pada 1985. Dan pada 2002, ia meraih gelar doktor di bidang sastra dari kampus ini. Disertasinya berupa penelitian terhadap drama karya Samuel Becket, Waiting for Godot.
Bakdi adalah peraih FTI Award kedelapan. Sebelumnya, federasi yang berdiri Desember 2004 ini telah menganugerahi tujuh tokoh lain saban tahun. Yakni W.S. Rendra (2006), Putu Wijaya (2007), Nano Riantiarno (2008), Slamet Raharjo Djarot (2009), Wisran Hadi (2010), Saini K.M. (2011), dan Rahman Arge (2012).
Selain memilih tokoh teater, sejak dua tahun lalu, Federasi Teater juga memberikan "Maecenas FTI". Penghargaan ini diberikan pada tokoh yang dinilai berkontribusi dan intens pada seni pertunjukan dan kesenian. Setelah diberikan pada Jakob Oetama (2011) dan Sultan Hamengku Buwono X (2012), Maecenas FTI 2013 kali ini jatuh pada Victor Hartono.
Pengusaha asal pabrik rokok Djarum ini, kata Radhar, dinilai memiliki sumbangan besar untuk mempromosikan teater pada kelas yang lebih tinggi. Victor, Radhar melanjutkan, melalui perusahaannya, Djarum, juga mendirikan Yayasan Bakti Budaya yang menyediakan ruang untuk seni pertunjukan.
ANANG ZAKARIA
Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/12/12/114536980/Bakdi-Soemanto-Terpilih-sebagai-Tokoh-Teater-2013