TEMPO.CO , Jakarta:Produser PT Tripar Multivision Plus tetap yakin film Bung Karno: Indonesia Merdeka tak terpengaruh oleh gugatan hukum dari Rachmawati Soekarnoputri. Alasannya, adegan dalam naskah halaman 35 yang menjadi materi gugatan tak ada dalam film itu.
»Kami sudah sampaikan klarifikasi dan sudah dimuat di harian yang sama pada hari ini," kata kuasa hukum PT Tripar, Rivai Kusumanegara, mewakili sutradara Hanung Bramantyo di Citywalk Sudirman, Jakarta, Selasa 17 Desember 2013. Klarifikasi memuat lima poin terkait gugatan hak cipta dan penghentian penyiaran.
Rachmawati meminta PT Tripar Multivision menarik film Bung Karno: Indonesia Merdeka karena dua adegan dalam naskah tak bisa dia terima. Adegan dalam naskah itu adalah »dan tangan polisi militer itu melayang ke pipi Soekarno beberapa kali. Saking kerasnya Soekarno sampai terjatuh ke lantai" serta adegan »Popor senapan sang polisi sudah menghajar wajah Soekarno". Film itu sendiri sudah diputar di bioskop selama sepekan terakhir. (Baca: Multivision Diminta Hentikan Peredaran Film Soekarno)
Dua adegan yang ditolak
Dua adegan yang dilarang tersebut, kata Rivai, sudah tak ada lagi, dan tidak masuk dalam film Bung Karno: Indonesia Merdeka. Sehingga, ia sudah jelas penetapan hukum mengenai pelarangan dua adegan tersebut tidak berlaku karena memang tidak ada di dalam film.
Hanung maupun Rachmawati sampai hari keenam sejak pemutaran perdana di bioskop itu masing-masing masih menunjukkan sejumlah bukti untuk menguatkan sikap mereka. Multivison melihat akar masalah ini bermula dari ketidakcocokan Rachmawati terhadap aktor Ario bayu yang terpilih untuk perankan sosok Soekarno.
»Setelah pembuatan draft ke-13 bu Rachma menyatakan mundur, karena tidak sesuai dengan tokoh Soekarno," kata Aris Muda dari Multivision di kawasan Citywalk Sudirman, Jakarta, Selasa 18 Desember 2013. (Baca: Dua Penyebab Rachmawati Mundur dari Film Soekarno )
Akar masalah versi Multivision
Dari peristiwa tersebut lantas mulai timbul gesekan antara pihak Rachmawati yang menginginkan Anjasmara sebagai Soekarno dan Hanung yang lebih cocok pada sosok Ario Bayu."Jadi, munculnya konflik sekarang ini dipicu karena soal sederhana yaitu tentang ketidakcocokan pemain."
Dalam surat Pengunduran Diri yang pernah dilayangkan Rachmawati kepada Raam Punjabi tanggal 3 Juni 2013, jelas dicantumkan alasan bahwa Rachma merasa dirinya tidak dilibatkan dalam menentukan tokoh dan karakter Soekarno.
Rachmawati bersama Yayasan Pendidikan Soekarno akan memproduksi film Hari-hari terakhir Bung Karno yang awalnya merupakan sekuel dari Bung Karno: Indonesia Merdeka. (Baca: Rachmawati: Hanung Hanya Jual Nama Soekarno)
AISHA SHAIDRA
Source : http://id.berita.yahoo.com/multivision-yakin-film-soekarno-tak-bermasalah-230042984.html